10 Peribahasa Terpopuler Diindonesia dan Artinya


  1. Tong kosong nyaring bunyinya menjadi peribahasa cukup populer dan sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bak sebuah tong tanpa air, jika di pukul akan kencang suaranya. Berbeda dengan tong yang terisi air. Jika dipukul maka suaranya tidak begitu nyaring. Hal ini di umpamakan bagi seseorang yang banyak berbicara tapi ternyata miskin ilmu. Peribahasa ini bisa dijadikan sebuah sindiran kecil bagi seseorang.
  2. Besar pasak dari pada tiang memiliki makna orang yang tidak mampu mengontrol keuangan. Dengan kata lain, lebih banyak pengeluaran dari pada pemasukan. Peribahasa ini memang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari terkait kondisi finansial seseorang.
  3. Seseorang yang melakukan sesuatu tapi memiliki niat terselubung bisa diartikan seperti ada udang di balik batu. Sebenarnya peribahasa ini bisa bermakna negatif. Sebab sering kali jika ada orang menolong belum tentu tulus dan ikhlas membantu, melainkan ada niat buruk di dalamnya ataupun meminta imbalan. Peribahasa ini sekaligus mengajarkan kita untuk membantu seseorang dengan ikhlas.
  4. Ungkapan jauh dimata dekat di hati sering diucapkan oleh pasangan yang sedang menjalani Long Distance Relantionship (LDR) atau hubungan jarak jauh. Peribahasa ini bisa diartikan walau jarak dan waktu memisahkan, tapi tetap merasa dekat karena selalu ada dalam pikiran dan hati yang saling terpaut. Saking terkenalnya peribahasa ini, banyak musisi yang membuat lagu dengan memasukan peribahasa ini ke dalam lirik. Misalnya musisi sekaligus pencipta lagu kondang Melly Goeslaw dengan judul lagu Jika.
  5. Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Peribahasa ini diartikan di dunia ini tidak ada yang sempurna dan manusia tidak luput dari kesalahan. Peribahasa ini adalah sebuah ungkapan merendah bahwa manusia memang terkadang suka melakukan kesalahan. Tidak terlepas siapapun dia, status sosialnya, kaya atau miskin pastilah pernah melakukan kesalahan.
  6. Terkadang kita sering mengalami satu kesalahan kecil namun berdampak sangat luas bahkan hingga dapat merusak keseluruhan. Hal ini sama dengan peribahasa karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga. Ungkapan ini sebenarnya dapat mengajarkan kita untuk lebih hati-hati, lebih teliti, dan lebih detail dalam melihat sesuatu sehingga tidak ada satu kesalahan kecil yang akan merusak semuanya.
  7. Ungkapan Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing biasanya sering diungkapkan untuk teman setia, walaupun sebenarnya ungkapan ini bisa bermakna lebih luas daripada hanya untuk seorang teman. Pada dasarnya, berat sama dipikul ringan sama dijinjing dapat diartikan bahwa dalam situasi sedih atau senang, semua harus ditanggung bersama. Peribahasa ini juga bisa dikaitkan dengan Teamwork atau kerjasama tim.
  8. Ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan. Hal ini sejalan dengan peribahasa Bagai Pungguk Merindukan Bulan. Yang artinya adalah mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Biasanya, peribahasa ini digunakan dalam kasus percintaan, misalnya seperti seseorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan.
  9. Bagaikan burung dalam sangkar. Bayangkan seekor burung yang hidup dalam sangkar. Tidak bisa terbang bebas. Hanya terperangkap dalam sebuah sangkar. Peribahasa ini menggambarkan seseorang yang hidupnya penuh dengan aturan, merasa terkekang dan tidak memiliki kebebasan. Peribahasa ini menjadi sebuah penggambaran bagi sebagian orang yang merasa hidupnya tidak punya kebebasan akan dirinya sendiri.
  10. Peribahasa Berakit Rakit ke Hulu, Berenang Renang ke Tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian dapat diartikan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan seseorang harus mau bekerja keras. Tak bisa seseorang hanya mengandalkan cara instan untuk meraih suatu kesuksesan. Butuh proses belajar dan berjuang. Orang yang biasa melalui rintangan-rintangan bisa memetik hasil yang baik pula.
sumber : klik

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar Dengan Bijak Membawa Kebahagiaan