Penyakit Henti Jantung Mendadak PDF

https://ragam-suara.blogspot.com/
https://ragam-suara.blogspot.com/
Henti jantung adalah keadaan saat fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak hilang dengan ditandai terjadinya henti jantung dan henti nafas. (PUSBANKES 118, 2012). Kondisi ini biasdanya terjadi karena gangguan listrik di jantung dan karena sebab lainya yang mengakibatkan pompa jantung terhenti. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti. Dampak yang ditimbulkan pada kasusu henti jantung mendadak adalah kerusakan otak permanen hingga kematian. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa CPR dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut.

Penyebab Henti Jantung
Henti jantung lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya, seperti:
  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
  • Gangguan katup jantung
  • Penyakit jantung bawaan
  • Sindrom Marfan
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Selain itu Seseorang akan lebih berisiko terkena henti jantung mendadak jika:
  • Berusia di atas 45 tahun (pria) atau di atas 55 tahun (wanita).
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
  • Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Menyalahgunakan Narkoba seperti kokain atau amfetamin.
  • Mengalami obesitas.
  • Mempunyai kadar kolestrol yang tinggi.
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Menderita diabetes.
  • Mengalami sleep apnea.
  • Menderita gagal ginjal kronis.
Menurut American Heart Association (2010), seseorang dikatakan memiliki resiko untuk terkena henti jantung adalah :
  1. Adanya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau oleh sebab lain. jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena sebab tertentu cenderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa. Enam bulan pertama setelah seseorang mengalami serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya cardiac arrest pada pasien dengan penyakit jantung atherosclerotic.
  2. Penebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab (umumnya karena tekanan darah tinggi, kelainan katub jantung) membuat seseorang cenderung untuk terkena cardiac arrest.
  3. Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung karena beberapa kondisi tertentu, beberapa obat-obatan untuk jantung (anti aritmia) justru merangsang timbulnya aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest. Kondisi seperti ini disebut proarrythmic effect. Pemakaian obat-obatan yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium dalam darah (misalnya penggunaan diuretik) juga dapat menyebabkan aritmia yang mengancam jiwa dan cardiac arrest.
  4. Kelistrikan yang tidak normal beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal seperti Wolff-Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang QT yang memanjang bisa menyebabkan cardiac arrest pada anak dan dewasa muda.
  5. Pembuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di arteri koronari dan aorta) sering menyebabkan kematian mendadak pada dewasa muda. Pelepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemicu terjadinya cardiac arrest.
  6. Penyalahgunaan obat, penyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya cardiac arrest pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada organ jantung.

Tanda dan Gejala Henti jantung.
Tanda- tanda henti jantung (cardiac arrest) menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:
  1. Tidak ada respon. penderita tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di pundak ataupun cubitan.
  2. Tidak ada nafas atau tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan dibuka.
  3. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).
Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak akan hilang kesadaran dan berhenti bernapas. Meskipun tidak selalu, ada beberapa gejala yang biasanya dapat muncul gejala tersebut berupa:
  • Pusing
  • Muntah
  • Merasa cepat lelah
  • Nyeri dada
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas

Pencegahan
Henti jantung mendadak dapat terjadi pada siapa pun, baik yang memiliki riwayat penyakit jantung ataupun tidak, meskipun orang yang memiliki penyakit jantung lebih rentan untuk mengalaminya. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya henti jantung mendadak, lakukanlah gaya hidup yang baik bagi kesehatan jantung, seperti:
  1. Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok
  2. Menjaga berat badan ideal.
  3. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam.
  4. Berolahraga secara teratur.
  5. Mengelola stres dengan baik.
  6. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.
  7. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
  8. Istirahat yang cukup.
  9. Bekerja sewajarnya.
  10. Bila mengalami hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi, diskusikan pengobatannya dengan dokter, agar tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol terkontrol dengan baik.

Pengobatan Henti Jantung
Obat untuk penderita atau pasien henti jantung biasa disebut anti aritmia. Antiaritmia adalah kelompok obat yang digunakan untuk menangani kondisi aritmia. Aritmia merupakan kondisi yang mengacu ketika denyut jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Jenis-jenis obat antiaritmia dibagi ke dalam lima golongan yaitu:
  • Antiaritmia golongan I: Lidocaine, Propafenone
  • Antiaritmia golongan II: Propranolol
  • Antiaritmia golongan III: Amiodarone
  • Antiaritmia golongan IV: Diltiazem, Verapamil
  • Antiaritmia golongan V: Digoxin.
Semoga Artikel tentang Penyakit Henti Jantung Mendadak ini dapat bermanfaat dan mari kita budayakan hidup sehat.

File PDF Penyakit Henti Jantung

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar Dengan Bijak Membawa Kebahagiaan