Pengertian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)

Pengertian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Pengertian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) | Ada beberapa pengertian yang menjelaskan tentang mola hidatidosa dalam masyarakat umum biasanya disebut dengan Hamil Anggur. Mola hidatidosa Merupakan suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin hampir seluruh villi korealis mengalami perubahan hidrofili (Sarwono, 1997). Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dengan ciri-ciri stroma villi korealis langka vaskularisasi dan edematus (Sarwono, 1997).

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Mola hidatidosa merupakan bagian dari penyakit trofoblas gestasional / Gestational Thropoblatic Disease (GTD) yaitu kelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi abnormal trofoblas pada kehamilan dengan potensi keganasan.Spektrum keganasan dari GTD adalah dalam bentuk koriokarsinoma. Mola hidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblas.Pada mola hidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi patologik. 
Mola hidatidosa adalah suatu keadaan patologi dari korion yang ditandai dengan : 
  1. Degenerasi kistis dari villi disertai pembengkakan hidropik. 
  1. Avaskularitas atau tidak adanya perubahan darah janin. 
  1. Proliferasi jaringan trofoblastic (Ben-Zion, 1994).
Klasifikasi Mola Hidatidosa.
Menurut Cuningham,1995. Mola hidatidosa terbagi menjadi dua yaitu;

1. Mola hidatidosa komplek (klasik).
Jika tidak ditemukan janin. Villi korealis diubah menjadi masa gelembung - gelembung bening yang besarnya berbeda-beda. Masa tersebut dapat tumbuh membesar sampai mengisi uterus yang besarnya sama dengan kehamilan normal lanjut. Struktur histologinya mempunyai sifat :
  1. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stromabvilli.
  1. Tidak terdapat pembuluh darah di dalam villi yang bengkak.
  1. Proliferasi sel epitel trofoblas dengan derajat yang beragam.
  1. Tidak terdapat janin dan amnion.
2. Mola Hidatidosa Partialis.
Bila perubahan mola hanya lokal dan tidak berlanjut dan terdapat janin atau setidaknya kantung amnion, keadaan tersebut digolongkan mola hidatidosa partialis. Terdapat pembengkakan villi yang kemajuannya lambat, sedangkan villi yang mengandung pembuluh darah yang lain yang berperan dalam sirkulasi fito placenta, jarang Hiperflasi trofoblas hanya lokal tidak menyeluruh (Jacobs, 1982).
Penyebab Mola Hidatidosa.
Menurut Moechtar, 1990. Penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti.  Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab adalah : 
  1. Faktor ovum. Spermatozoa memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua serum memasuki ovum tersebut sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan. 
  1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah. Dalam masa kehamilan keperluan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
  1. Parietas tinggi. Ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola hidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat diidentifikasikan dan penggunaan stimulan drulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal). 
  1. Kekurangan protein. Protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, dan buah dada ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal.  
  1. Infeksi virus. Infeksi mikroba dapat mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit (desease). Hal ini sangat tergantung dari jumlah mikroba (kuman atau virus) yang masuk virulensinya serta daya tahan tubuh. 
Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa.
Menurut Sarwono, 1994, Patofisiologi dari kehamilan mola hidatidosa yaitu karena tidak sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi pada sel telur patologik yaitu : hasil pembuahan dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 – 5 minggu dan karena pembuluh darah villi tidak berfungsi maka terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan mesenkim villi.
Menurut Cuningham, 1995. Dalam stadium pertumbuhan mola yang dini terdapat beberapa ciri khas yang membedakan dengan kehamilan normal, namun pada stadium lanjut trimester pertama dan selama trimester kedua sering terlihat perubahan sebagai berikut :
  1. Perdarahan uterus merupakan gejala yang mencolok dan bervariasi mulai dari spoting sampai perdarahan yang banyak. Perdarahan ini dapat dimulai sesaat sebelum abortus atau yang lebih sering lagi timbul secara intermiten selama berminggu-minggu atau setiap bulan. Sebagai akibat perdarahan tersebut gejala anemia ringan sering dijumpai. Anemia defisiensi besi merupakan gejala yang sering dijumpai.
  1. Ukuran Uterus yang lebih sering tumbuh lebih besar dari usia kehamilan yang sebenarnya. Mungkin uterus lewat palpasi sulit dikenali dengan tepat pada wanita multipara, khusus karena konsistensi tumor yang lunak di bawah abdomen yang kenyal. Ovarium kemungkinan mempunyai konsistensi yang lebih lunak.  
  1. Aktivitas janin Meskipun uterus cukup membesar mencapai bagian atas sympisis, secara khas tidak akan ditemukan aktivitas janin, sekalipun dilakukan test dengan alat yang sensitive sekalipun. Kadang - kadang terdapat plasenta yang kembar pada kehamilan mola hidatidosa komplit. Pada salah satu plasentanya sementara plasenta yang lainnya dan janinnya sendiri terlihat normal. Demikian pula sangat jarang ditemukan perubahan mola inkomplit yang luas pada plasenta dengan disertai dengan janin yang hidup.
  1. Embolisasi Trofoblas dengan jumlah yang bervariasi dengan atau tanpa stroma villus dapat keluar dari dalam uterus dan masuk aliran darah vena. Jumlah tersebut dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan gejala serta tanda emboli pulmoner akut bahkan kematian. Keadaan fatal ini jarang terjadi. Meskipun jumlah trofoblas dengan atau tanpa stroma villus yang menimbulkan embolisasi ke dalam paru-paru terlalu kecil untuk menghasilkan penyumbatan pembuluh darah pulmoner namun lebih lanjut trofoblas ini dapat menginfasi parenkin paru. Sehingga terjadi metastase yang terbukti lewat pemeriksaan radiografi. Lesi tersebut dapat terdiri daritrofoblas saja (corio carsinom metastasik) atau trofoblas dengan stroma villus (mola hidatidosa metastasik). Perjalanan selanjutnya lesi tersebut bisa diramalkan dan sebagian terlihat menghilang spontan yang dapat terjadi segera setelah evakuasi atau bahkan beberapa minggu atau bulan kemudian.Sementara sebagian lainnya mengalami proliferasi dan menimbulkan kematian wanita tersebut jika tidak mendapatkan pengobatan yang efektif.
  1. Ekspulsi Spontan Kadang-kadang gelembung-gelembung hidatidosa sudah keluar sebelum mola tersebut keluar spontan atau dikosongkan dari dalam uterus lewat tindakan. Ekspulsi spontan paling besar kemungkinannya pada kehamilan sekitar 16 minggu. Dan jarang lebih dari 28 minggu.  
Manifestasi Klinik.
Menurut Wiknjosastro, 2002. Manifestasi klinik dari kehamilan Mola hidatidosa adalah:
  1. Hampir sebagian besar kehamilan mola akan disertai dengan peningkatan pada HCG.
  1. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus iminen tetapi gejala mual muntah lebih hebat, sering disertai gejala seperti pre eklamsi.  
  1. Pemeriksaan USG, akan menunjukkan gambaran seperti sarang tawon tanpa disertai adanya janin.
  1. Diagnosa pasti, adalah dengan melihat jaringan mola, baik melalui ekspulsi spontan ataupun biopsy spontan pasca perasat hanifa dan acosta sisson.
Komplikasi.
Menurut Wiknjosastro, 1999. Komplikasi dari kehamilan Mola hidatidosa yaitu: PTG (Penyakit Trofoblast Ganas).

Penatalaksaan Mola Hidatitosa.
Mola hidatidosa diobati dengan 4 tahap sebagai berikut : 

1. Perbaikan umum.
Pengeluaran gelembung mola yang disertai perdarahan memerlukan transfusi sehingga penderita tidak jatuh syok. Disamping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat diikuti perdarahan. Hingga persiapan darah menjadi program vital pada waktu mengeluarkan mola dengan curetage dipasang infus dan uretoronika dulu sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan. 

2. Pengeluaran jaringan mola hidatidosa Evakuasi jaringan mola hidatidosa.
  • Dilakukan dengan vakum curetage yaitu alat penghisap listrik yang kuat hingga dapat menghisap jaringan mola yang cepat. Penggunaanalat listrik mempunyai keuntungan cepat menghisap dan mengurangi perdarahan. Evakuasi jaringan mola hidatidosa dilakukan dua kali dengan interval satu minggu.  
  • Histerektomi  Dengan pertimbangan umur (diatas 35 tahun) parietas diatas 3 maka penderita mola hidatidosa dilakukan tindakan radikal histerektomi. 
3. Pengobatan profilaksis dengan sitostatika 
Mola hidatidosa merupakan penyulut trofoblas yang berkelanjutan menjadi koriokarsinoma. Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas diberikan profilaksis dengan sitostatika metotraksan atau aktinomicyn D. Pengobatan profilaksis sitostatika memerlukan perawatan rumah sakit.

4. Pengawasan lanjut 
Pengawasan lanjutan pada wanita dengan mola hidatidosa yang uterusnya dikosongkan sangat penting karena mungkin timbul tumor ganas. Penentuan kadar kuantitatif HCG subyektif unit beta dilakukan tiap minggu.  

Terima kasih dan semoga artikel Pengertian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) dapat bermanfaat dan mari kita budayakan hidup sehat.

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentar Dengan Bijak Membawa Kebahagiaan